April 3, 2008

Burung dan Hujan

Di hujung daun nyiur
kilau matahari tembus
di celah titis air kulihat bagai emas
mata silau...

ada burung gembala kerbau
hinggap atas pelepah
pohonnya rendah sekali
di belakang rumahku
tumbuh di pinggir sungai lesu
yang ada bundut plastik biru
ada sampah di dalamnya terapung-apung hanyut...

hujan panas turun pula waktu itu
di rekahan rembang petang
titis hujan meleleh hingga hujung daun
bila daun itu kuusik
titis air itu jatuh ke tanah...

hendak saja aku jadi titis air itu
jatuh ke tanah
tanah yang sudah pun basah
ketemu hujan lain jadi lopak...

sekali si kecil berkayuh basikal melanggar kami
lopak besar terpercik
pautan tangan kami terlerai
kami terpisah
lalu aku mengalir turun ke tanah rendah
ke dalam longkang kemudiannya...

dah lama baru aku terfikir
sudahnya aku tak ke mana
ke dalam sungai itu juga
yang ada sampah hanyut terapung...

kucingku menggesel manja di kaki
aku tersentak
aku rupanya masih di tingkap dapur
memerhati kawanan gagak rakus
memunggah bundut plastik sampah bersepah sepah
yang dilontar insan pintar
yang hanya berlalu pergi membiarkan
plastik sampah itu hanya tersidai
di bibir sungai
tak sampai
masuk ke dalam air......

3 comments:

Ande Sikutawangsa said...

sudah lali dengan manusia yang tak suka dan mungkin terlupa untuk bersyukur.




harap diri kita selalu menyebut syukur pada Tuhan.

Anonymous said...

cintai sungai kita..

mapieceofart said...

john melawi..
insya Allah kita tergolong manusia bersyukur... manfaatkan diri sendiri dgn anugerah yg dikurnia Ilahi, pun bersyukur namenye.. alhamdulillah..=)

azizulhafiz...
cinta semua..
bukan sungai jer...
huhuhu... =)

Get a Cursor! ZingerBug.com - Comments, glitter graphics, cursors, and more!